Terungkap! Pengemis di Ponorogo Bisa Raup Rp 200 Ribu Hanya dalam 2 Jam Saat Grebeg Suro
Ponorogo — Perayaan Grebeg Suro di Ponorogo selalu menjadi magnet bagi ribuan warga dan wisatawan yang ingin menyaksikan kemeriahan tradisi dan budaya lokal. Namun di balik gegap gempita acara tahunan tersebut, terselip fenomena sosial yang cukup mengejutkan: para pengemis musiman yang memanfaatkan momen ini untuk meraup pendapatan besar dalam waktu singkat.
Hasil penelusuran Satpol PP Ponorogo mengungkap bahwa sejumlah pengemis yang beraksi di sekitar lokasi acara Grebeg Suro bisa memperoleh pendapatan hingga Rp 200 ribu hanya dalam waktu 2 jam mengemis di keramaian.
“Kami mendapati beberapa pengemis yang dalam dua jam saja sudah mengantongi Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu. Ini terjadi terutama saat arus pengunjung sedang padat di sekitar alun-alun,” ujar Kepala Satpol PP Ponorogo, Bambang Haryanto, Senin (30/6/2025).
Fenomena Pengemis Musiman
Bambang mengungkapkan, mayoritas pengemis tersebut bukanlah warga asli Ponorogo. Sebagian besar datang dari luar daerah dan hanya muncul di momen-momen tertentu seperti Grebeg Suro, Ramadan, atau acara besar lainnya.
“Mereka ini datang secara berkelompok, ada yang mengontrak rumah atau tinggal di tempat-tempat tertentu sementara waktu. Setelah acara usai, mereka menghilang,” jelasnya.

Upaya Penertiban
Satpol PP bersama Dinas Sosial Ponorogo tidak tinggal diam melihat fenomena ini. Tim gabungan rutin melakukan patroli dan penertiban untuk meminimalisir praktik mengemis yang dapat mengganggu kenyamanan pengunjung maupun merusak citra kota.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak memberi uang di jalanan. Jika ingin membantu, salurkan lewat lembaga atau program resmi. Memberi di jalan justru memperkuat aktivitas mengemis ini,” tambah Bambang.
Solusi Jangka Panjang
Selain penertiban, Pemkab Ponorogo berencana memperkuat program pemberdayaan sosial bagi warga rentan. Dinas Sosial akan mendata ulang para pengemis dan gelandangan untuk diarahkan ke program pembinaan atau pelatihan kerja.
“Kami ingin mengubah pola pikir. Jangan sampai Grebeg Suro yang seharusnya jadi ajang budaya, malah disalahgunakan untuk praktik-praktik seperti ini,” tegas Bambang.
Suara Warga
Sejumlah warga pun berharap Pemkab lebih tegas menata fenomena ini. “Kadang kasihan lihat mereka, tapi kalau dibiarkan terus, malah makin banyak yang datang. Harus ada solusinya, bukan cuma ditertibkan,” kata Slamet, warga Kecamatan Ponorogo.