Madiun Sukses Catat Deflasi, Bukti Nyata Program Pangan Lokal Berhasil Tekan Inflasi
Madiun- kembali menunjukkan ketangguhannya dalam menjaga stabilitas perekonomian. Di tengah tantangan nasional, kota tersebut justru berhasil mencatatkan deflasi sebesar 0,07% pada Agustus 2025. Prestasi ini bukanlah suatu kebetulan, melainkan buah manis dari strategi jitu Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun dalam mengendalikan inflasi melalui gerakan ketahanan pangan mandiri.

Baca Juga : Skandal Keuangan LKK Madiun Lor, Penyidikan Diperdalam dan Diperluas Kejari
Dari Pekarangan ke Piring: P2L dan SPI Jadi Pahlawan
Kepala Bagian Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Madiun, Danang Novianto, mengungkapkan bahwa deflasi ini terutama dipicu oleh turunnya harga komoditas hortikultura, seperti tomat dan cabai. “Alhamdulillah, pasokan kami sudah sangat tercukupi, bahkan sedang dalam masa panen. Komoditas hortikultura inilah yang menjadi pemicu utama deflasi,” jelas Danang.
Menurutnya, keberhasilan ini merupakan dampak langsung dari dua program unggulan: Pekarangan Pangan Lestari (P2L) dan Sekolah Peduli Inflasi (SPI). Program P2L mendorong setiap rumah tangga dan kelurahan untuk memanfaatkan lahan kosong menjadi kebun produktif yang dapat memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. Sementara itu, program SPI mengajak generasi muda di sekolah untuk terlibat langsung dalam menanam berbagai bibit sayuran.
Strategi Komprehensif: Tidak Hanya dari Kebun
Danang juga menyebutkan bahwa deflasi Agustus dipengaruhi oleh faktor lain, seperti penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pasca subsidi serta biaya pendidikan yang telah stabil setelah masa tahun ajaran baru. Namun, yang patut diacungi jempol adalah upaya Pemkot dalam melakukan intervensi di sektor-sektor yang masih bisa mereka kendalikan.
“Kalau transportasi antar kota memang tidak bisa kami intervensi, tapi untuk transportasi dalam kota, kami masih memiliki kendali,” tegas Danang. Salah satu bentuk intervensinya adalah melalui subsidi angkutan sekolah gratis, yang meringankan beban transportasi keluarga.
Untuk menjaga momentum deflasi ini, kolaborasi dengan Bank Indonesia (BI) ditingkatkan dengan menggencarkan program SPI. Baru-baru ini, dilakukan penanaman 150 bibit hortikultura di berbagai SMP negeri dan swasta. Tidak ketinggalan, Dinas Pendidikan juga meluncurkan program Metapro (Menanam Tanaman Produktif) yang menyasar siswa SD dan SMP.
Gerakan Massal: Dari ASN hingga ke Lahan Padi
Komitmen Pemkot Madiun benar-benar holistik. Bahkan, Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan pemkot diwajibkan untuk berkontribusi dengan menanam minimal enam bibit tanaman, seperti cabai, tomat, dan terong. Gerakan ini menciptakan efek berantai yang signifikan dalam menyediakan stok pangan lokal.
Tidak hanya sayuran, ketahanan pangan juga didukung oleh sektor beras. Sebagian petani di Madiun telah memasuki musim panen padi, sehingga harga beras medium jenis IR II masih stabil dan terkendali pada harga Rp 13.500 per kilogram, sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Deflasi sebagai Sinyal Ketahanan Pangan yang Kuat
Tren deflasi ini merupakan sinyal positif bahwa ketahanan pangan Kota Madiun berada dalam kondisi yang relatif stabil dan tangguh. Danang menegaskan bahwa tujuan semua program ini adalah menciptakan kemandirian pangan. “Tujuannya agar hasilnya cukup untuk memenuhi kebutuhan di lingkungan sekitar, atau minimal di kelurahan masing-masing,” pungkasnya.
Dengan langkah-langkah nyata dan terukur, Kota Madiun tidak hanya berhasil menekan inflasi, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk kesejahteraan dan kemandirian warganya di masa depan.