, ,

Pemkab Ponorogo Bangun 15 Sumur Dalam Baru untuk Dongkrak Pertanian 2025

oleh -188 Dilihat

Ponorogo Genjot Ketahanan Pangan, Bangun 15 Sumur Irigasi Baru untuk Dongkrak Produksi Pertanian

Berita Madiun- Pemerintah Kabupaten Pemkab Ponorogo terus memperkuat sektor pertaniannya dengan menambah infrastruktur pendukung irigasi. Tahun 2025 ini, melalui Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Dispertahankan, Pemkab Ponorogo mengalokasikan pembangunan 15 titik Irigasi Air Tanah Dalam (IATD) atau sumur dalam baru yang akan menyebar di berbagai kelompok tani (poktan) di Bumi Reog.

Pemkab Ponorogo Bangun 15 Sumur Dalam Baru untuk Dongkrak Pertanian 2025
Pemkab Ponorogo Bangun 15 Sumur Dalam Baru untuk Dongkrak Pertanian 2025

Baca Juga : Gelombang Kenaikan Harga Ayam Tenggelamkan Suasana Pasar Madiun

Program ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk mengoptimalkan lahan pertanian, terutama di musim kemarau, dan mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan. Kelima belas titik IATD ini diharapkan dapat menjadi sumber kehidupan baru bagi puluhan hektar sawah yang sebelumnya bergantung pada hujan atau irigasi permukaan.

Dua Proyek Unggulan dengan Tantangan Medan Berat

Dari 15 titik tersebut, dua proyek menonjol karena kompleksitas dan anggarannya, yaitu:

  1. Poktan Margo Utomo di Desa Ngadirojo, Kecamatan Sooko, dengan anggaran sebesar Rp200 juta.

  2. Poktan Sido Mukti di Desa Ngadisanan, Kecamatan Sambit, dengan anggaran sekitar Rp209 juta.

Menurut Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Dispertahankan Ponorogo, Tamar Mahara, kedua lokasi ini memiliki medan yang secara geografis lebih menantang. “Untuk Poktan Margo Utomo, lokasinya berada di area yang tinggi dan secara teknis pengeborannya sangat sulit. Mencapai kedalaman yang ditargetkan membutuhkan effort yang berbeda dari lokasi rata-rata,” jelas Tamar, Jum’at (19/9/2025).

Progres pekerjaan di kedua lokasi tersebut sudah memasuki tahap reaming (pembesaran lubang bor) pada kedalaman 50 meter dari total target 180 meter. Setelah pengeboran dan pemasangan pipa selesai, tahap selanjutnya adalah pembangunan rumah pompa untuk melindungi mesin dan infrastruktur pendukung IATD.

Mengulang Kesuksesan dan Menaklukkan Bebatuan

Proyek di Poktan Sido Mukti, Ngadisanan, merupakan pekerjaan lanjutan (multi tahun) dari tahun sebelumnya. Yang membanggakan, meski medannya dipenuhi bebatuan keras, pengeboran akhirnya berhasil menemukan mata air.

“Di Ngadisanan, perjuangannya lumayan berat. Tim sempat harus mengganti alat pengebor karena medan batuan yang sangat keras. Butuh waktu lama, tetapi akhirnya air yang dinantikan pun keluar. Ini adalah pencapaian yang membahagiakan bagi kami dan petani setempat,” terang Tamar dengan semangat.

Anggaran dan Sumber Dana

Pembangunan seluruh IATD ini bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat. Untuk 13 poktan lainnya, anggaran yang digelontorkan bersifat normatif, yaitu Rp125 juta per titik. Anggaran ini tidak hanya untuk pengeboran hingga kedalaman tertentu, tetapi juga mencakup pembangunan rumah pompa dan kelengkapannya.

“Alhamdulillah, untuk 13 poktan tersebut, pencairan dana tahap pertama sebesar 50% dari total pagu anggaran telah diterima seluruhnya. Ini menjadi angin segar untuk mempercepat realisasi pembangunan,” tambah Tamar.

Peta Jalan Menuju Irigasi 100%

Pembangunan IATD di Ponorogo bukanlah program baru. Komitmen jangka panjang ini telah menunjukkan hasil yang signifikan. Hingga tahun 2024 lalu, tercatat 190 titik IATD yang telah dibangun dan beroperasi di seluruh penjuru Ponorogo, termasuk yang berasal dari program bidang perkebunan.

“Capaian kita untuk infrastruktur sumur dalam ini sudah sangat baik, lebih dari 90%. Untuk menutupi seluruh kebutuhan dan mencapai 100%, perhitungan kami membutuhkan waktu sekitar lima tahun ke depan dengan menambah sekitar 40-an unit IATD lagi,” tegas Tamar.

Dengan ditambahkannya 15 titik IATD baru ini, Pemkab Ponorogo berharap dapat semakin memastikan ketersediaan air sepanjang tahun, meningkatkan indeks pertanaman (IP), dan pada akhirnya mensejahterakan para petani sebagai pahlawan pangan daerah.

Dior

No More Posts Available.

No more pages to load.