Nagashi Somen: Sensasi Seru Menangkap Mi yang Mengalir di Pipa Bambu, Tradisi Jepang Lawan Panas
Madiun- Saat menyebut kuliner Jepang, pasti yang terlintas adalah ramen yang hangat atau udon yang kenyal. Namun, ada satu pengalaman kuliner yang tak hanya memanjakan lidah tetapi juga menghadirkan keseruan dan sensasi segar: Nagashi Somen.

Baca Juga : FIFA Perkenalkan Wajah Baru Piala Dunia 2026
Apa itu Somen? Bayangkan adonan mi yang sama dengan udon, tetapi ditarik hingga sangat tipis, kurang dari 1,3 mm. Hasilnya adalah mi berwarna putih pucat yang memiliki tekstur ringan dan halus. Karena tipisnya, somen dimasak dengan sangat cepat dan paling nikmat disantap dalam keadaan dingin, terutama saat musim panas.
Di sinilah tradisi unik Nagashi Somen muncul. ‘Nagashi’ berarti ‘mengalir’, dan itulah yang terjadi dengan mi somen ini. Mi tidak disajikan di dalam mangkuk biasa, melainkan ‘diperjalanankan’ melalui seluncuran atau pipa bambu panjang yang dialiri air mata air jernih dan sedingin es. Tujuan utamanya adalah menjaga mi tetap dingin dan segar hingga ke tangan Anda. Uniknya, tekstur somen yang khusus membuatnya tidak mudah lembek meski terus terendam aliran air.
Berburu Mi dengan Sumpit: Sebuah Tantangan yang Mengasyikkan
Cara menyantapnyalah yang menjadi daya tarik utama. Para penikmat tidak duduk menunggu di meja, tetapi berbaris di sepanjang sisi pipa bambu, sumpit siap di tangan. Saat staf berteriak “Ikuyo!” yang berarti “Ayo, ini dia!”, segenggam somen putih seputih salju dijatuhkan ke hulu aliran air.
Di sinilah keterampilan dan refleks Anda diuji! Anda harus gesit dan fokus untuk menangkap mi yang meluncur deras itu dengan sumpit. Suasana pun menjadi riuh rendah penuh tawa, baik saat seseorang berhasil menangkap mi dengan gemilang maupun ketika mi itu lolos dari jepitan sumpit. Aktivitas ini sangat disukai oleh keluarga dan anak-anak karena sifatnya yang interaktif dan menyenangkan.
Ritual Penyajian: Dari Bambu ke Mangkuk Cita Rasa
Setelah berhasil ‘menangkap’ somen, mi tersebut tidak langsung dimakan. Langkah selanjutnya adalah mencelupkannya ke dalam saus celup khusus yang disebut Tsuketsuyu. Saus ini adalah perpaduan sempurna dari kecap asin (shoyu), kaldu dashi (dari ikan katsuobushi dan rumput laut kombu), serta sedikit mirin atau sake. Rasanya gurih, sedikit manis, dan sangat menggugah selera.
Untuk memperkaya pengalaman rasa, Anda bisa menambahkan berbagai topping segar ke dalam saus tsuyu, seperti:
-
Daun Bawang Iris: Menambah aroma segar.
-
Jahe Parut: Memberikan sensasi hangat dan pedas yang kontras dengan mi dingin.
-
Myoga: Rimpang khas Jepang dengan aroma yang unik dan menyegarkan.
-
Wasabi: Untuk sedikit ‘tendangan’ pedas.
-
Shikuwasa: Jeruk Jepang kecil yang memberi aroma citrus yang menggugah.
Jawaban untuk Rasa Penasaran: Bagaimana dengan Mi yang Terlewat?
Lantas, bagaimana dengan mi yang luput dari tangkapan dan terus meluncur ke ujung? Jangan khawatir, di ujung pipa bambu biasanya dipasang keranjang penampung. Mi yang terkumpul ini kemudian akan dicuci bersih dan bisa disajikan kembali, sehingga tidak ada yang terbuang. Staf akan terus menjatuhkan somen dalam interval yang konstan, memberi Anda banyak kesempatan untuk mencoba lagi. Sebagai penanda sesi makan akan berakhir, seringkali mi somen berwarna merah muda atau hijau yang diberi pewarna alami akan dialirkan, menandakan bahwa ini adalah ‘ronde terakhir’ yang menyenangkan.
Nagashi Somen bukan sekadar makan, melainkan sebuah festival musim panas yang meriah. Ia adalah cara orang Jepang yang cerdik untuk mengubah hidangan sehari-hari menjadi sebuah petualangan kuliner yang menghibur, menyegarkan tubuh, dan mendinginkan suasana hati di tengah teriknya musim panas. Jadi, siapkah Anda menerima tantangan untuk menangkap mi yang mengalir ini?