, ,

KPAD Madiun Waspada Seks Bebas & Eks-TKI Picu Lonjakan HIV

oleh -92 Dilihat

Madiun dalam Bayangan HIV: 1.400 Kasus Terdata, 770 Nyawa Melayang – Apa yang Salah?

Madiun-  Kabupaten Madiun sedang menghadapi krisis kesehatan yang mengkhawatirkan: lonjakan kasus HIV/AIDS yang menyebar seperti bayangan gelap di seluruh wilayah. Data terbaru dari Komisi Penanggulangan AIDS Daerah KPAD Madiun mencatat lebih dari 1.400 Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dalam pendampingan, dengan 770 di antaranya telah meninggal dunia. Angka yang tidak hanya memprihatinkan, tetapi juga menjadi alarm darurat bagi seluruh lapisan masyarakat.

KPAD Madiun Waspada Seks Bebas & Eks-TKI Picu Lonjakan HIV
KPAD Madiun Waspada Seks Bebas & Eks-TKI Picu Lonjakan HIV

Baca Juga :  Tata Kawasan Kumuh di Kota Madiun, Pemkot Ajukan Usulan Bantuan Anggaran ke Pemprov Jatim

HIV Menyebar Merata: Tidak Ada Kecamatan yang Terlindungi

Lenny Dwi Ambarsari, Kabid Pengelola Program dan Keuangan KPAD Madiun, mengungkapkan bahwa kasus HIV/AIDS telah ditemukan di seluruh 15 kecamatan di Kabupaten Madiun. “Tidak ada wilayah yang benar-benar aman. Penyebarannya merata, baik di perkotaan maupun pedesaan,” tegas Lenny.

Akar Masalah: Seks Bebas, Eks-TKI, dan Kelompok Rentan

Lonjakan kasus ini tidak terjadi begitu saja. Berbagai faktor menjadi pemicu, antara lain:

  • Perilaku seks bebas yang tidak menggunakan pengaman.

  • Mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang terpapar di luar negeri.

  • Kelompok berisiko tinggi, seperti pekerja seks komersial, waria, dan laki-laki yang berhubungan dengan sesama jenis (LSL).

KPAD bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) dan fasilitas kesehatan setempat secara rutin melakukan skrining setiap tiga bulan untuk mendeteksi kasus baru. Tidak hanya itu, razia lokasi prostitusi bersama Satpol PP dan Damkar juga dilakukan untuk menjangkau populasi kunci yang sulit terdeteksi.

Pendekatan Unik: Dari Pengajian hingga Puskesmas

Selain operasi langsung, upaya pencegahan juga menyasar ibu rumah tangga melalui kegiatan pengajian dan program desa. “Kami ingin edukasi HIV tidak hanya sampai pada kelompok risiko, tetapi juga keluarga dan masyarakat umum,” jelas Lenny.

Layanan pemeriksaan HIV juga diperluas, mulai dari puskesmas hingga rumah sakit, untuk memudahkan akses tes dan pengobatan. Namun, tantangan terbesar adalah stigma sosial yang masih melekat kuat, membuat banyak ODHA enggan terbuka atau bahkan menolak pengobatan.

Pendampingan, Bukan Hanya Pengobatan

KPAD tidak memberikan pengobatan langsung, tetapi fokus pada pendampingan ODHA untuk memastikan mereka:
✔ Rutin minum obat ARV (Antiretroviral).
✔ Konsultasi kesehatan secara berkala.
✔ Mendapat dukungan psikososial.

“Tidak semua pasien mau didatangi ke rumah. Kami harus menyesuaikan dengan kenyamanan mereka, kadang melalui pertemuan di tempat netral,” tambah Lenny.

Darurat HIV: Perlukah Aksi Lebih Keras?

Dengan angka kematian yang mencapai lebih dari separuh kasus, pertanyaannya adalah: apakah upaya saat ini sudah cukup? Beberapa hal yang bisa dilakukan:
🔹 Edukasi seksualitas dan HIV sejak dini di sekolah dan komunitas.
🔹 Perluasan tes gratis dengan jangkauan lebih masif.
🔹 Penghapusan stigma agar ODHA tidak takut berobat.

Madiun sedang berperang melawan HIV. Tanpa kesadaran kolektif, angka-angka mengerikan ini mungkin hanya akan terus bertambah. Sudah saatnya semua pihak turun tangan – sebelum lebih banyak nyawa melayang.

Dior

No More Posts Available.

No more pages to load.