, ,

Kemarau Basah di Ngawi, 13 Desa Masih Terancam Kekeringan

oleh -521 Dilihat

Kemarau Basah di Ngawi, 13 Desa Masih Terancam Kekeringan Meski Hujan Sesekali Turun

Fenomena kemarau basah tengah terjadi di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Meskipun sesekali hujan masih turun di beberapa wilayah, ancaman kekeringan belum sepenuhnya hilang. Data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ngawi menyebutkan, setidaknya 13 desa di beberapa kecamatan masih dalam kondisi rawan kekeringan dan krisis air bersih.

Fenomena Kemarau Basah, Apa Itu?

Kemarau basah adalah kondisi saat musim kemarau disertai dengan intensitas hujan yang tidak menentu, biasanya terjadi akibat anomali iklim seperti pengaruh La Nina atau dinamika cuaca lainnya. Hujan turun hanya sesekali dan tidak cukup untuk mengisi sumber-sumber air, sehingga tidak efektif mengatasi kekeringan.

“Hujan yang turun tidak merata dan intensitasnya kecil. Debit sumur warga masih banyak yang turun, dan beberapa sumber air belum pulih,” kata Kepala Pelaksana BPBD Ngawi.

13 Desa Terancam Kekeringan

Desa-desa yang masih terancam kekeringan tersebar di sejumlah kecamatan seperti Kendal, Padas, Bringin, dan Karangjati. Warga di desa tersebut sudah mulai mengandalkan bantuan air bersih dari pemerintah dan relawan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama untuk air minum dan memasak.

BPBD telah menyiagakan armada tangki air dan menjadwalkan distribusi secara bergilir ke desa-desa terdampak. Selain itu, koordinasi dengan pemerintah desa terus dilakukan untuk memetakan wilayah yang membutuhkan prioritas bantuan.

Kemarau Basah
Kemarau Basah

Baca juga: Inovasi Outing Class Atasi Rasa Malas Belajar Siswa, MAN 1 Ngawi Raih Penghargaan Jawa Pos Radar Madiun

Dampak Sosial dan Ekonomi

Kekeringan ini tidak hanya berdampak pada ketersediaan air bersih, tetapi juga mulai mengganggu aktivitas pertanian. Beberapa petani terpaksa menunda tanam atau memilih tanaman yang lebih tahan kekeringan. Kondisi ini tentu memengaruhi pendapatan keluarga petani di Ngawi.

“Biasanya kemarau seperti ini kami sudah siap tanam, tapi karena air sulit, kami tunda dulu. Kalau dipaksakan bisa gagal panen,” ungkap seorang petani di Kecamatan Kendal.

Upaya dan Harapan

Pemerintah Kabupaten Ngawi terus mengimbau warga untuk menghemat penggunaan air bersih dan aktif melapor jika wilayahnya mulai mengalami krisis air. Ke depan, BPBD bersama dinas terkait berencana mempercepat program pembangunan sumur bor dan embung desa agar wilayah rawan kekeringan memiliki cadangan air yang lebih memadai.

“Kami berharap upaya jangka pendek dan panjang ini bisa mengurangi risiko kekeringan di masa mendatang. Tetap waspada dan bijak menggunakan air,” pesan BPBD Ngawi.

Dior

No More Posts Available.

No more pages to load.