Gotong Royong Puluhan Relawan Bebaskan Sungai Brangkal dari Tumpukan Sampah dan Bambu
Madiun- Semangat gotong royong yang hangat dan penuh dedikasi ditunjukkan oleh puluhan relawan dari berbagai latar belakang dalam sebuah aksi bersih-bersih Sungai Brangkal di Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun. Aksi kolaboratif ini berhasil mengangkat tumpukan sampah dan bambrongan (ranting-ranting) bambu yang telah lama menyumbat aliran sungai dan membahayakan struktur jembatan.

Baca Juga : Batas Luka di Waduk Dawuhan Ketika Kemarau Mengeringkan Penopang Hidup
Aksi kepedulian lingkungan ini bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah gerakan nyata yang diinisiasi oleh berbagai elemen masyarakat. Turut serta dalam gerakan ini adalah Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun, Desa Tangguh Bencana (Destana) Dagangan, Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas), personel TNI-Polri, serta warga masyarakat setempat. Dengan bekerja sama, mereka membersihkan material-material berbahaya yang dapat mengancam kelancaran dan keselamatan daerah aliran sungai.
Camat Dagangan, Tarji, menekankan pentingnya aksi gotong royong seperti ini untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan keamanan infrastruktur
“Kolaborasi lintas sektor ini sangat penting untuk memastikan aliran sungai tetap lancar. Dengan demikian, kita dapat mencegah potensi banjir di musim hujan dan sekaligus menjamin keamanan serta kekokohan konstruksi jembatan yang menjadi akses vital warga,” ujarnya saat memantau langsung kegiatan tersebut.
Sementara itu, Kepala Desa Dagangan, Rudi Panca Widadi, memberikan penjelasan lebih mendetail tentang asal-usul permasalahan penyumbatan. Menurutnya, masalah ini telah berlangsung sejak bulan Mei lalu, dipicu oleh dua faktor utama.
Aliran deras yang datang dari Lereng Gunung Wilis membawa serta material bambrongan bambu dari hasil longsoran di hulu
Situasi ini semakin diperparah dengan masih adanya kebiasaan buruk sebagian masyarakat yang membuang sampah rumah tangganya langsung ke sungai, jelas Rudi.
Ia juga menambahkan bahwa kegiatan bersih-bersih ini tidak hanya fokus pada bambu, tetapi juga berbagai jenis sampah plastik dan organik yang telah mengendap. “Fakta bahwa kami masih menemukan banyak sampah domestik menunjukkan bahwa kesadaran sebagian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan masih perlu ditingkatkan. Meski demikian, berdasarkan pengamatan, mayoritas pelaku buang sampah sembarangan ini bukanlah warga sekitar Desa Dagangan,” pungkasnya.