, ,

BRIN Pilih Madiun Untuk Inovasi Deteksi Dini Penyakit Zoonosis Murine Typhus

oleh -48 Dilihat

Madiun Jadi Benteng Pertahanan Nasional Hadapi Wabah Zoonosis, BRIN Gelar Riset Deteksi Dini Demam Tikus

Madiun- Kota Madiun kembali mengukuhkan posisinya sebagai lokasi strategis untuk inovasi kesehatan nasional. Kali ini, kota berjuluk Bersinar ini terpilih sebagai pusat riset deteksi dini penyakit zoonosis—penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia—oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional BRIN. Fokus penelitian kali ini adalah Murine Typhus, atau yang akrab di telinga masyarakat sebagai “demam toko”, sebuah penyakit yang dibawa oleh tikus dan disebabkan oleh bakteri Rickettsia typhi.

BRIN Pilih Madiun Untuk Inovasi Deteksi Dini Penyakit Zoonosis Murine Typhus
BRIN Pilih Madiun Untuk Inovasi Deteksi Dini Penyakit Zoonosis Murine Typhus

Baca Juga : Drama Di Atas Rel Pemuda Depresi Berhasil Diselamatkan Dari Jalur Maut

Riset kolaboratif antara BRIN dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Madiun ini berlangsung intensif selama lima hari di kawasan Jalan Pucang Wangi, Kelurahan Manisrejo. Pemilihan lokasi ini bukan tanpa alasan, melainkan bagian dari strategi untuk memetakan potensi kesehatan di berbagai titik di kota.

Mengulik Ancaman di Balik Populasi Tikus

Dr. Ristiyanto, peneliti utama dari BRIN, memaparkan bahwa tujuan utama riset ini adalah membangun sistem peringatan dini. “Tikus bukan sekadar hama pengganggu, melainkan juga reservoir atau tempat persembunyian bagi berbagai patogen berbahaya. Dengan mendeteksi ada atau tidaknya bakteri Rickettsia typhi pada populasi tikus di Madiun, kami ingin memastikan kota ini tetap menjadi wilayah yang sehat, tangguh, dan siap menghadapi ancaman penyakit menular yang bisa saja muncul tiba-tiba,” jelas Dr. Ristiyanto dengan semangat.

Keberagaman jenis tikus yang tertangkap—mulai dari tikus got (Rattus norvegicus), curut (tikus kecil), piti, hingga tikus rumah (Rattus rattus)—memberikan sampel yang sangat berharga. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini tidak hanya menyelidiki satu jenis tikus, tetapi mencakup seluruh ekosistem hewan pengerat yang berinteraksi dengan lingkungan manusia.

Teknologi Mutakhir dan Komitmen Jangka Panjang

Sampel-sampel organ vital seperti hati, paru-paru, ginjal, serta darah dari tikus-tikus tersebut tidak diperiksa dengan cara biasa. Tim peneliti akan menggunakan metode PCR (Polymerase Chain Reaction), sebuah teknologi deteksi genetik yang sangat akurat dan sensitif.

“Hasil observasi awal di lapangan menunjukkan kondisi yang relatif aman,” tambah Dr. Ristiyanto. “Namun, kami mencatat bahwa populasi tikus di lokasi tersebut cukup tinggi. Ini adalah sinyal untuk tetap waspada.

Sinergi Membangun Kota Sehat dan Bersih

Di sisi pemerintah daerah, antusiasme terhadap kolaborasi ini sangat tinggi. Dhia Irfan Hanif, Pengelola Program Surveilans Dinkes Kota Madiun, menyambut hangat inisiatif BRIN. Menurutnya, riset ini seperti puzzle yang hilang dari upaya komprehensif yang selama ini telah dijalankan.

Selama ini, kami gencar mengampanyekan Gerakan Madiun Bersih dan Sehat,” ujar Dhia. “Kehadiran tim BRIN memberikan kita data dan bukti ilmiah yang konkret. Hasil riset nantinya akan menjadi peta jalan dan dasar yang kuat bagi kami untuk merancang langkah-langkah intervensi yang lebih tepat sasaran, baik itu melalui program pengendalian vektor tikus, edukasi masyarakat, maupun peningkatan kebersihan lingkungan.”

Kolaborasi antara BRIN dan Kota Madiun ini tidak hanya sekadar proyek satu kali, melainkan investasi jangka panjang untuk membangun sistem kesehatan masyarakat yang lebih kuat, proaktif, dan berbasis sains. Dengan demikian, Madiun tidak hanya menjadi objek penelitian, tetapi juga aktor utama dalam garda terdepan pencegahan wabah penyakit menular di Indonesia.

Madiun Perkuat Kesiapsiagaan, Hasil Riset BRIN Akan Jadi Peta Penanganan Penyakit

Kegiatan riset ini, selanjutnya, akan membawa dampak yang sangat nyata bagi Kota Madiun. Dinas Kesehatan setempat telah menyiapkan sejumlah langkah strategis menunggu laporan akhir dari BRIN.

Dari Laboratorium ke Tindakan Nyata di Lapangan

“Kami tidak hanya menunggu hasilnya,” tegas Dhia Irfan Hanif. “Sebagai langkah antisipasi, kami segera mengintensifkan program surveilans lingkungan.” Selain itu, Dinkes akan meluncurkan serangkaian kegiatan penyuluhan (edukasi) langsung ke masyarakat. Melalui kegiatan ini, pihaknya ingin meningkatkan pemahaman warga tentang bahaya Murine Typhus dan cara pencegahannya yang efektif.

Masyarakat Menjadi Ujung Tombak Pencegahan

Di sisi lain, peran serta masyarakat menjadi kunci kesuksesan program ini. “Oleh karena itu, kami mengajak seluruh warga untuk berpartisipasi aktif,” imbau Dhia. Warga dapat berkontribusi dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah masing-masing. Misalnya, masyarakat harus menyimpan makanan dalam wadah tertutup, menutup saluran air yang tidak terpakai, dan tentu saja, membersihkan tempat sampah secara rutin.

Apabila warga melihat adanya indikasi populasi tikus yang meningkat di lingkungannya, mereka dapat segera melaporkan hal tersebut ke puskesmas terdekat. Dengan demikian, tim dapat bergerak cepat untuk melakukan penanganan.

Komitmen Membangun Kota yang Lebih Sehat

Pada akhirnya, kolaborasi antara BRIN, Pemerintah Kota Madiun, dan masyarakat ini menunjukkan sebuah komitmen kolektif. Mereka bersama-sama membangun sebuah sistem pertahanan kesehatan yang lebih kuat dan responsif. Riset BRIN ini, oleh karena itu, bukanlah titik akhir, melainkan sebuah batu loncatan menuju Madiun yang lebih sehat, aman, dan tangguh dalam menghadapi ancaman penyakit di masa depan.

Dior

No More Posts Available.

No more pages to load.