, , ,

Program Kang Ebit Pertamina, Birket Limbah Siwalan Jadi Energi Alternatif

oleh -10 Dilihat

Lewat Program Kang Ebit Pertamina, Birket Limbah Siwalan Disulap Jadi Energi Alternatif Ramah Lingkungan

PASURUAN – Inovasi energi bersih kembali hadir dari akar rumput. Lewat program Kang Ebit (Kampung Energi Bersih dan Mandiri) yang digagas Pertamina, masyarakat di wilayah Pasuruan kini memanfaatkan limbah cair siwalan — atau biasa disebut birket — menjadi energi alternatif yang ramah lingkungan.

Program ini tak hanya menjadi solusi pengelolaan limbah industri rumahan, tetapi juga membuka peluang kemandirian energi bagi warga desa. Dengan pendekatan teknologi tepat guna, birket yang selama ini dianggap limbah tak berguna kini diolah menjadi biogas untuk kebutuhan memasak rumah tangga.

“Selama ini birket hanya dibuang ke sungai atau tanah. Bau, mencemari lingkungan, bahkan bisa menyebabkan penyakit. Tapi sekarang kami bisa ubah itu jadi sumber energi,” ujar Suparman, salah satu warga dan pelaku UMKM pengolah nira siwalan di Desa Kalipucang.

Dari Limbah Jadi Berkah

Birket adalah hasil sampingan dari proses fermentasi nira siwalan untuk produksi minuman tradisional seperti legen atau tape. Cairan ini sangat asam, berwarna kehitaman, dan dalam jumlah besar dapat mencemari lingkungan bila tidak dikelola dengan benar.

Melalui pelatihan dan pendampingan dari Pertamina dalam Program Kang Ebit, warga diajarkan cara mengelola birket dalam biodigester — alat sederhana yang mampu mengubah limbah organik menjadi gas metana (biogas). Gas ini kemudian disalurkan melalui pipa ke kompor rumah warga.

Hasilnya, satu tangki biodigester berukuran sedang dapat menghasilkan biogas cukup untuk memasak selama 4–6 jam per hari, bergantung pada jumlah birket yang dimasukkan.

Kang Ebit
Kang Ebit

Baca juga: Operasi Patuh Semeru 2025, Kapolres Magetan Bagi Cokelat dan Bunga ke Pengendara di Jalan

Solusi Ekologis dan Ekonomis

Program ini memberi dua manfaat sekaligus: mengurangi pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah siwalan, dan menyediakan energi alternatif yang mengurangi ketergantungan terhadap LPG subsidi.

“Ini adalah bentuk transisi energi skala kecil yang sangat relevan dengan kebutuhan desa. Warga bisa menghemat biaya memasak, dan lingkungan pun lebih bersih,” jelas Nurul Azizah, CSR Officer Pertamina yang terlibat dalam pelaksanaan program.

Sebagai bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan, Kang Ebit juga mendorong penguatan ekonomi lokal dengan melatih warga membuat produk turunan limbah, seperti pupuk cair dari sisa fermentasi biodigester, yang bisa dijual kembali ke petani setempat.

Inspirasi untuk Daerah Lain

Keberhasilan pengelolaan limbah birket menjadi energi alternatif di Pasuruan ini diharapkan menjadi role model bagi daerah lain, khususnya yang memiliki potensi limbah organik dalam skala besar seperti dari industri gula merah, tahu-tempe, atau kelapa.

Pemerintah daerah pun mengapresiasi inisiatif ini dan berencana menduplikasinya ke desa-desa penghasil nira siwalan lainnya di wilayah Jawa Timur.

“Kita tidak bisa bergantung terus pada energi fosil. Inovasi seperti ini adalah masa depan energi di tingkat desa,” ujar Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Timur dalam kunjungannya ke lokasi program.

Kang Ebit bukan sekadar program energi, tapi gerakan perubahan pola pikir masyarakat dalam memandang limbah sebagai peluang. Dengan pendekatan partisipatif, edukatif, dan berbasis komunitas, Pertamina telah membuka jalan bagi desa-desa untuk mandiri secara energi, sekaligus lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan.

Dior

No More Posts Available.

No more pages to load.